Showing posts with label Kimia. Show all posts
Showing posts with label Kimia. Show all posts
Pengertian Titrasi Nitrimetri

Pengertian Titrasi Nitrimetri

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Pengertian Titrasi nitrimetri - Titrasi redoks banyak dipakai dalam pemeriksaan kimia hal tersebut dikarenakan berbagai macam zat organik maupun zat anorganik bisa ditentukan melalui cara ini. Salah satu metode yang termasuk titrasi redok yaitu titrasi Nitrimetri (diazotasi). Titrasi Nitrimetri sederhana dan sangat berguna sekali dalam menentukan kadar senyawa-senyawa anestetika lokal golongan asam amino benzoate dan juga senyawa-senyawa antibiotic sulfonamide. Tahukah kamu apa pengertian titrasi nitrimetri? Bagi kalian tentunya ada yang sudah tahu dan ada yang belum tahu. Bagi yang belum tahu di sini kami akan menjelaskan tentang definisi titrasi nitrimetri. Penjelasan ini tidak hanya membahas pengertian Titrasi Nitrimetri saja tetapi ada juga prinsip titrasi nitrimetri, indikator nitrimetri dan lain-lain. Berikut ini adalah penjelasannya.
 Titrasi redoks banyak dipakai dalam pemeriksaan kimia hal tersebut  dikarenakan berbagai  Pengertian Titrasi Nitrimetri

Pengertian Titrasi Nitrimetri

Titrasi nitrimetri adalah titrasi yang digunakan dalam analisis senyawa-senyawa organik, khususnya digunakan dalam persenyawaan amina primer. Penetapan kuantitas zat didasari oleh reaksi antara fenil amina primer (aromatik) dengan nitrium nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.

Definisi titrasi nitrimetri yang lain: Titrasi nitrimetri disebut juga dengan metode titrasi diazotasi yakni metode penerapan kadar secara kuantitatif dengan memakai larutan baku natriumm nitrit. Metode titrasi diazotasi ini didasarkan padda reeksi diazotasi yaitu sebuah reaksi antara aminia aromatic primer dan asam asam nitrit dalam keadaan asam membentuk garam diazonium. Nitrimetri merupakan sebuah cara penetapan kadar suatu zat menggunakan larutan nitrit.

Prinsip Titrasi Nitrimetri

Prinsip dasar titrasi nitrimetri / prinsip diazotasi yaitu sebagai berikut ini:
  • Pemebentukan garam diazonium beraasal dari gugus amin aromatic primer (gugus nitro aromatic dan amin aromatic sekunder).
  • Pemmbentukan senyawa nitrosamine berasal dari amin alifatik sekunder.
  • Pembentukan senyawa azidari gugus hidrazida
  • Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi dikarenakan nitrasi dengna asam nitrit dalam suasana asam sangat sulit.

Contoh zat yang mempunyai guguss amin aromatic primer yaitu sulfa dan benzokain. Sedangkan yang mempunyai gugus amin alifatis yaitu Na siklamat. Kemudian yang mempunyai gugus hidrazida yaitu INH. Selanjutnya yang mempunyai gugus amin aromatis sekunder yaitu fenasetin dan parasetamol. Lalu yang mempunyai gugus nitroaromatik yaitu kloramfenikol.

Indikator Nitrimetri

Untuk dpaat menentukan titik akhir dari titrasi nitrimetri bisa digunakan indikator titrasi nitrimetri yaitu nitrimetri indikator dalam dan nitrimetri indikator luar, berikut ini penjelasannya.

Nitrimetri Indikator Dalam

Nitrimetri indikator dalam adalah indikator yang dipakai dengan cara memasukkan indikator tersebut ke dalam laruan yang akan dititrasi. Contoh titrasi nitrimetri inddikator dalam yaitu tropeolin 00 dan metilen blue (5:3).

Nitrimetri Indikator Luar

Usahakan Sulfanilat ke dalam Erlenmeyer terlokalisasi pada satu titik, supaya tidak dibutuhkan banyak ammonia untuk melarutkan setelah asam sulfanilat larut, kemudian larutan diasamkan dengan HCI 25% sampai pH 2, sebab asam nitrit terbentuk pada suasana asam. Setelah itu tambahkan KBr, yang pada titrasi nitrimetri dibutuhkan sebagai katalisator dan stabilisator, penjelasannya berikut ini:
  1. Katalisator adalah untuk mempercepat reeaksi sebab KBr bisa mengikat NO2 membentuk nitrosobromid, yang dapat mentiadakan reaksi tautometri dari bentuk keto dan langsung membentuk fenol
  2. Stabilisator adalah untuk mengikat NO2 supaya asam nitrit tidak menguap atau terurai.

Hal-hal yang diperhatikan dalam nitrimetri  

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam nitrimetri diantaranya yaitu sebagai berikut ini:
1. Suhu
Ketika titrasi, suhu harus berkisar 5 hingga 15 derjat celcius. Meskipun sebetulnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu yang lebih rendah antara 0 sampai 5 derajat celcius. Dalam temperatur 5 sampai 15 derajat celcius digunakan KBr sebagai stabilisatornya. Titrasi tidak bisa dilakukan pada saat suhu tinggi hal tersebut dikarenakan:
  • HNO2 yang terbentuk akan menguap ketika suhu tinggi.
  • Garam diazonium yang terbentuk dapat terurai menjadi fenol.

2. Keasaman
Berlangsungnya titrasi ini yaitu pada PH + 2, hal tersebut diperlukan untuk:
  • Merubah NaNO2 menjadi HNO2-
  • Pembentukan garam diazonium.

3. Kecepatan reaksi
Berlangsungnya reaksi diazotani tergolong lambat sekali, sehingga supaya reaksi bisa sempurna maka titrasi perlu dilakukan secara perlahan-lahan dengan pengocokan secara kuat. Pada awal titrasi frekuensi tetesan kurang lebih 1 ml/ menit. Kemudian saat menjelang titik terakhir menjadi 2 tetes/ menit.

Demikian penjelasan yang bisa kami bagikan kepada anda tentang Pengertian Titrasi nitrimetri. Semoga apa yang kami sampaikan dalam blog temukan pengertian ini dapat dipahami dengan baik dan memberikan manfaat.

Sumber https://www.temukanpengertian.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Pengertian Titrasi Argentometri

Pengertian Titrasi Argentometri

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Pengertian Titrasi Argentometri - Salah satu jenis dari titrasi pengendapan yang telah lama dikenal yaitu melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dan ion perak Ag+. Biasanya titrasi ini dikenal dengan sebutan Titrasi Argentometri.  Dasar darti titrasi argentometri yaitu pembentukan endapan yang tidak mudah untuk larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang paling banyak digunakan ialah titrasi penentuan NaCL dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dnegna ion Cl- dari analit membentuk garam AgCl yang tidak mudah larut. Lalu apa apa itu titrasi argentometri? Sudah tahukah kamu apa yang dimaksud dengan titrasi argentometri? Untuk teman-teman yang belum tahu maka di sini kami akan memberikan penjelasan tentang definisi titrasi argentometri.
Salah satu jenis dari titrasi  pengendapan yang telah lama dikenal yaitu melibatkan reaksi Pengertian Titrasi Argentometri

Pengertian Titrasi Argentometri

Argentometri merupakan istilah yang diturunkan dari bahasa latin yaitu Argentum yang artinya perak. Titrasi Argentometri sering kali disebut sebagai Titrasi Pengendapan. Jadi argentometri itu merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan tritasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag. Lalu apa itu titrasi argenometri? Titrasi argentometri adalah teknik khusus yang digunakan untuk menetapkan perak dan senyawa halida. Penetapan kadar zat analit didasari oleh pembentukan endapan.

Atau definisi titrasi argentometri yaitu penetapan kadar zat yang didasari atas adanya reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji dengan titran larutan titer perak nitrat. Atau yang dimaksud titrasi argentometri ialah titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak gampang larut antara titran dengan analit.

Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Dalam Titrasi Pengendapan

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan/ titrasi argentometri.
  • Temperatur, kelarutan akan bertambah jika temperatur mengalami kenaikan.
  • Efek ion sejenis, kelarutan endapan dalam air berkurang apabila larutan itu mengandung satu dari ion-ion yang menyusun endapan.
  • Sifat pelaut, garam anorganik lebih larut di dalam air, berkurangnya kelarutan di dalam organik bisa dipakai sebagai dasar dalam pemisahan dua zat.
  • Pengaruh pH, larutan garam dari asam lemah itu bergantung dari pH larutannya.
  • Efek ion-ion lain, endapan dapat bertambah kelarutannya jika dalam larutan ada garam yang beda dengan endapan.
  • Pengaruh kompleks. Kelarutan dari garam yang sedikit larut adalah fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.
  • Pengaruh hidrolisis, apabila garam dari asam lemah dilarutkan ke dalam air, maka dapat menghasilkan (H), kation dari spesies garam akan mengalami hidrolisis sehingga kelarutannya bertambah.

Macam macam Metode Titrasi Argentometri

Terdapat macam macam metode titrasi argentometri yang dikembangkan, yaitu metode Mohr, Volhard, dan FAjans.

Titrasi Argentometri Metode Mohr

Metode mohr pada titrasi argentometri yaitu metode yang terbatas untuk lartutan dengan nilai pH sekitar 6 hingga 10. Perak oksida akan meengndap dalam larutan yang lebih basa.

Kegunaan dari metode Mohr adalah sebagai penetapan kadar Bromida atau Klorida. Prinsip penetapannya larutan bromida atau klorida dalam keadaan netral atau agak alkalis diitrasi dengan larutan perak nitrat dengan indikator kromat. Jika ion bromida atau klorida sudah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak kromat yang warnanya coklat meerah sebagai titik akhir titrasi. Larutan standarnya ialah larutan perak nitrat dengan indikator larutan kalium kromat.

Titrasi Argentometri Metode Volhard

Metode volhard adalah metode yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1874 oleh Jacobus Volhard, yang merupakan seorang ahli kimia dari Jerman. Metode volhard pada titrasi argentometri larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang didalamnya terkandung ion halogen (contohnya Cl-). Kelebihan dari ion Ag+ dalam keadaan asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (NH4SCN atau KSCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Hingga titik ekivalen, terjadi sebuah reaksi antara titran dan Ag+ membentuk sebuah endapan putih. Jika titran kelebihan maka dapat menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang warnanya merah.

Titrasi Argentometri Metode Fajans

Metode fajans dalam argentometri sama halnya dengan pada metode Mohr, perbedaannya hanya pada jenis indikator yang dipakai. Indikator yang dipakai dalam metode fajans yaitu indikator adsorpsi seperti fluonescein atau cosine menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya yaitu AgNO3 sampai suspensi violet menjadi merah. pH tergantung dari macam anion dan indikator yang digunakan. Indikator adsorpsi yaitu zat yang bisa diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan tersebut bisa diatur supaya terjadi di titik ekuivalen antara lain dengan cara menentukan macam indikator yang digunakan  dan PH. Sebelum titik ekuivalen dapat tercapai, ion Cl- ada dalam lapisan primer dan sesudah tercapai ekuivalen maka akan kelebihan sedikit AgNO3 yang menyebabkan ion Cl- digantikan Ag+ sehingga ion Cl- berada dalam lapisan sekunder.

Cara penetapan titik akhir dalam reaksi pengendapan (Argentometri)

Terdapat 3 macam cara penetapan titik akhir dalam reaksi pengendapan, diantaranya yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan suatu endapan berwarna
Bisa diilustrasikan dengan mohr untuk penetapan bromide dan klorida. Dalam titrasi sebuah larutan netral dari ion klorida dengan larutan perak nitrat, sedikit ditambahkan larutan kalium kromat sebagai indikator. Di titik akhir, ion kromat bergantung dengan ion perak untuk membentuk perak kromat merah yang hanya sedikit bisa larut.  Hendaknya titrasi ini dilakukan ketika suasana netral atau sedikit basa, yaitu dalam jangkauan pH 6,59.

2. Pembentukan sebuah senyawa yang berwarna dan bisa larut.
Contoh dari cara ini yaitu pada metode volhard untuk tritasi perak dengan terdapatnya asam nitrit bebas dengan larutan kalium atau ammonium tiosianat standar. Indikatornya yaitu larutan besi (III) amonium sulfat. Dengan penambahan larutan tiosianat maka dapat menghasilkan mula-mula endapan perak klorida. Kelebihan dari tiosianat yaitu meskipun sedikit dapat menghasilkan pewarnaan coklat kemerahan, hal itu dikarenakan terbentuknya sebuah ion kompleks.

Cara ini bisa diterapkan untuk menetapkan klorida, bromide dan iodide dalam larutan asam. Larutan perak nitrat standar berlebih ditambahkan dan kelebihannya dititrasi balik dengan larutan tiosianat.

3. Penggunaan indikator adsorpsi
Aksi dari indikator adsorpsi yaitu disebabkan sebuah fakta kalau pada titik ekuivalen, indikator itu diadsorpsi oleh endapan. Ketika proses adsorpsi terjadi sebuah perubahan dalam indikator yang menyebabkan suau zat dengan warna yang tidak sama, maka disebutlah indikator adsorpsi. Zat-zat yang dipakai yaitu zat-zat warna asam, seperti warna deret flouresein misalnya flouresein en eosin yang dipakai sebagai garam natriumnya.

Untuk tritasi klorida dapat digunakan flouresein. Sebuah larutan perak klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat, maka perak klorida yang akan mengendap mengadsorpsi ion-ion klorida. Ion flouresein akan membentuk sebuah kompleks dari perak yang warnanya merah jambu.

Perbedaan Metode Mohr Volhard dan Fajans Pada Argentometri

Berikut ini adalah beberapa perbedaan metode dalam titrasi argentometri antara Metode Mohr, Volhard dan Fajan:
Salah satu jenis dari titrasi  pengendapan yang telah lama dikenal yaitu melibatkan reaksi Pengertian Titrasi Argentometri

Dari ketiga metode tersebut yang paling stabil yaitu metode voland. Tetapi metode ini memakai asam sianida (HCN) yang sifatnya toxik.

Itulah penjelasan yang dapat kami berikan tentang apa Pengertian Titrasi Argentometri. Semoga penjelasan di blog temukan pengertian ini bisa memberikan manfaat bagi kita.

Sumber https://www.temukanpengertian.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Pengertian Permanganometri

Pengertian Permanganometri

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Pengertian Permanganometri - Permanganometri merupakan sebuah titrasi yang sering dipakai dalam dunia farmasi, khususnya dalam penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan dari reaksi redoks dalam pembuatan sediaan-sediaan obat. Contohnya dalam bentuk tablet, kapsul ataupun injeksi. Selain itu juga digunakan dalam menganalisa zat-zat organik dan juga digunakan untuk menentukan kadar besi dalam tubuh. Lalu apa yang dimaksud dengan permanganometri? Tahukah kamu apa itu permanganometri? Mungkin diantara kamu ada yang sudah tahu definisi permanganometri dan ada juga yang belum tahu. Untuk kamu yang belum tahu arti permanganometri itu apa, maka di sini kami akan menjelaskan pengertian permanganometri. Berikut ini penjelasannya yang meliputi pengertian permanganometri, prinsip dasar permanganometri, reaksi permanganometri dan sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri.
 Permanganometri merupakan sebuah titrasi yang sering dipakai dalam dunia farmasi Pengertian Permanganometri

Pengertian Permanganometri

Permanganometri adalah titrasi yang dapat dilakukan atas dasar reaksi oleh KMnO4 (kalium permanganat). Reaksi ini dipusatkan pada reaksi reduksi dan oksidasi yang timbul antara KMnO4 dengan bahan-bahan baku tertentu. Lebih seertus tahun Titrasi dengan KMnO4 telah dikenal. Umumnya titrasi dapat dilakukan dengan cara langsung dengan alat yang bisa dioksidasi misalnya garam oksalat atau asam dan Fe2+ yang bisa larut, dan lain-lain.

Prinsip Dasar Permanganometri

Permangaometri dalam banyak kasus dilakukan dalam larutan yang sangat asam yang mana reakssi berikut ini yang merupakan Prinsip Dasar Permanganometri terjadi:

Potensial standar dari reaksi elektrokimia ini yaitu:

Eo = +1.51 V
Yang menunjukkan kalau KMnO4 (dalam medium asam) yaitu sebuah agen pengoksidasi yang sangat kuat.
Pada larutan asam lemah MnO4 tidak bisa menerima lima elektron untuk membentuk Mn+2, dalam hal ini hanya menerima tiga elektron dan membentuk MnO2(s) lewat reaksi elektrokimia sebagai berikut ini:

Apabila larutan mempunyai konsentrasi c(NaOH)>1  mol dm−3  maka terjadi reaksi berikut ini:

Reaksi Permanganometri

Reaksi titrasi permanganometri difokuskan pada  rekasi oksidasi  dan  reduksi yang terjadi antara
KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi permanganometri dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari 100 tahun. Titrasi kebanyakan dilakukan dengan secara langsung atas alat yang bisa dioksidasi seperti garam oksalat, asam, Fe+ yang bisa larut dan sebagainya. Beberapa dari ion logam yang tidak dioksidasi bisa ditritasi dengan cara tidak langsung dengan permanganometri sebagai berikut ini:
  • Ion-ion PB dan Ba bisa diendapkan sebagai garam khromat. Sesudah disaring, dicuci serta dilarutkan dengan asam, ditambah juga larutan baku yaitu FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ akan dioksidasi khormat kemudian sisanya bisa ditentukan banyaknya dengan cara melakukan titrasi dengan KMnO4.
  • Ion-ion Hg (I), Zn, Pb, Sr, Ba, Ca yang bisa diendapkan sebagai oksalat. Sesudah diendapkan, lalu disaring dan dicucu, kemudian dilarutkan ke dalam H2SO4 berlebih sehingga secara kuantitatif akan terbentuk asam oksalat. Asam okalat tersebut yang akan dititrasi kemudian hasil dari titrasi bisa dihitung berapa banyaknya ion logam yang bersangkutan.

Sumber-sumber Kesalahan pada Titrasi Permanganometri

Terdapat beberapa sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, diantaranya yaitu terletak pada:

- Larutan pentiter KMnO4 pada buret
Jika percobaan dilakukan pada waktu yang lama, maka larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2. Hal itu yang menyebabkan pada titik akhir dalam titrasi ini akan didapat pembentukan presipitat coklat yang semestinya yaitu larutan yang warnanya merah rosa.

- Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4
Terlalu lambatnya pemberian KMnO4 pada larutan H2C2O4 yang sudah ditambahkan dengan H2SO4 dan sudah dipanaskan mungkin dapat terjadi kehilangan oksalat sebab membentuk hidrogen peroksida yang selanjutnya terurai menjadi air.
 Permanganometri merupakan sebuah titrasi yang sering dipakai dalam dunia farmasi Pengertian Permanganometri

Hal tersebut bisa menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang dibutuhkan untuk titrasi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahan titrasi permanganometri yang dilakukan.

- Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4
Terlalu cepatnya pemberian KMnO4 pada larutan asam oksalat (H2C2O4) yang sudah ditambahkan asam sulfat (H2SO4) serta sudah dipanaskan akan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dan
Mn2+.
 Permanganometri merupakan sebuah titrasi yang sering dipakai dalam dunia farmasi Pengertian Permanganometri

Demikian apa yang dapat kami bagikan tentang apa yang dimaksud Permanganometri, Semoga penjelasan di blog temukan pengertian ini tentang pengertian permanganometri dapat memberikan manfaat.

Sumber https://www.temukanpengertian.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Pengertian Iodometri

Pengertian Iodometri

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Pengertian iodometri - Dalam analisis kimia ada yang namanya analisis titrasi iodometri. Apa itu iodometri? Sudah tahukah teman-teman dengan apa yang dimaksud dengan iodometri? Mungkin ada diantara teman-teman yang masih belum tahu dengan pengertian analisis iodometri atau pengertian titrasi iodometri. Untuk itulah bagi teman-teman yang belum tahu dengan apa itu titrasi iodometri, teman-teman bisa menyimak penjelasan dari kami tentang definisi iodometri agar bisa paham dengan baik arti iodometri. Oke langsung saja simak peenjelasan tentang definisi titrasi iodometri berikut ini.
Dalam analisis kimia ada yang namanya analisis titrasi iodometri Pengertian Iodometri

Pengertian Iodometri

Iodometri adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi (III), tembaga (II), di mana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. Atau iodometri merupakan titrasi yang tidak langsung dan digunakan dalam menentukan senyawa-senyawa yang memiliki potensial oksidasi lebih besar dibanding sistem iodium-iodida/ senyawa-senyawa yang sifatnya oksidator misalnya seperti CuSO4.5H2O. Dalam iodometri, sampel yang sifatnya oksidator direduksi menggunakan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. Banyaknya volume tiosulfat yang dipakai untuk titran setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan jumlah sampel.

Dengan titrasi tidak langsung ini, seluruh oksidator yang akan ditentukan kadarnya diraksikan dulu dengan ion iodide berlebih I) sehingga I2 bisa dibebaskan. Kemudian I2 yang dibebaskan ini ditritasi menggunakan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator amilum.

Dalam metode iodimetri dan iodometri larutan harus terjagga agar pH < 8, sebab dalam larutan alkali iodium bereaksi dengan hidroksida (OH-) menghasilkan ion hipoiodit yang menghasilkan ion iodat berdasarkan reaksi:
I2 + OH- -> HI + IO-
3IO- -> IO3- + 2I-
Sehingga jika ini terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar dibanding iodium akibatnya akan mengoksidasi tiosulfat (S2O32-) yang tak hanyamenghasilkan ion tetrationat (S4O62) namun juga menghasilkan sulfat (SO42-) sehingga akan menylitkan perhitungan stokiometri. Karena itulah dalam metode iodometri tidak akan pernah dilakukan dalam larutan basa kuat.

Biasanya larutan natrium tiosulfat dipakai untuk larutan standar dalam reaksi iodometri. Dalam jangka waktu yang lama larutan ini tak stabil dikarenakan adanya hal-hal berikut ini:
  • Oksidasi oleh udara, larutan ini cukup mudah teroksidasi membentuk sulfur.
  • Kesamaan, larutan ini mudah terurai menjadi ion hydrogen sulfit (HSO3-) dan secara pelan-pelan akan terurai membentuk pentationat (S5O6-).
  • Mikroorganisme, ada bakteri dari udara yang menggunakan larutan natrium tiosulfat sebagai sumber sulfur di dalam metabolismenya dan mengoksidasinya menjadi sulfat.

Dalam pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan standar primer KIO3, terjadi sebuah reaksi sebagai berikut ini:
KIO3 + 5KI + 3H2SO4 -> 3I2 + 3K2SO4 + 3H2O
I2 + 2Na2S2O3 -> 2NaI + Na2S4O6
Amilum/ indikator kanji yang digunakan haruslah ditambahkan mendekati titik akhir titrasi. Adanya penambahan amilum pada awal titrasi dapat menyebabkan terbentuknya iod-amilum akan membentuk kompleks warna biru yang tak larut dalam air dingin, sehingga bisa menyebabkan titran akan semakin bertambah untuk memutuskan ikatan kuat senyawa kompleks tersebut dan mengganggu penentuan kadar sampel.

Dalam penentuan kadar CuSO4.5H2O terjadi reaksi sebagai berikut ini:
2CuSO4.5H2O + 4KI -> 2CuI + I2 + 2K2SO4 + 10H2O
I2 + 2Na2S2O3 -> 2NaI + Na2S4O6
Dalam reaksi tersebut 2 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 1 mol I2 yang artinya sebanding dengan 2 elektron, sehingga 2 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 2 elektron, atau jika disederhanakan maka 1 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 1 elektron, akibatnya BE tembaga sulfat itu sama dengan BM-nya.

Demikian penjelasan dari kami tentang apa itu pengertian iodometri. Semoga penjelasan di atas dalam blog temukan pengertian ini dapat memberikan manfaat.

Sumber https://www.temukanpengertian.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.